Sports Comments Pictures

Jumat, 28 Maret 2014

KTI Asma (Penelitian Hairul Aspar) Stikes Dharma Husada Bandung. asal Kalimantan Barat




BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Laporan ogranisasi kesehatan dunia (WHO) dalam World Health Report, sebanyak 300 juta orang menderita asma dan 225 ribu penderita meninggal di seluruh dunia. Angka kematian yang disebabkan oleh penyakit asma di seluruh dunia diperkirakan akan meningkat 20 % untuk sepuluh tahun mendatang, jika tidak terkontrol dengan baik. Yang perlu di khawatirkan pada penyakit asma ini adalah meningkatnya penderita asma pada anak usia 6-12 tahun atau yang masih duduk di SD. (WHO, 2006)
Global Initiative for Asthma (GINA) memperkirakan bahwa hampir 300 juta orang di seluruh dunia menderita asma pravelensi asma tertinggi di seluruh Dunia ditemukan di Britania Rayadan bekas koloninya.  Rata-rata lebih dari 1 dan 15 penduduk di Britania Raya menderita asma. Asma merupakan salah satu penyebab utama pasien anak dirawat rumah sakit dengan lebih dari 75.000 kunjungan ke gawat darurat pertahunnya. Data tersebut menunjukan bahwa diperkirakan 1 dari 4 orang memiliki  asma berat atau asma sedang yang akan membaik bila terapi adekuat. (Clark,Margaret Varnell, 2013).


Hampir 44 juta penduduk di Asia Timur atau daerah Pasifik menderita asma, meskipun pravalansi dan laporan yang ada menunjukan variasi yang besar di daerah itu, di Cina terdapat variasi prevalensi asma sebesar 10 kali lipat. Para ahli percaya bahwa peningkatan prevalensi asma yang signifikan akan dilaporkan di Cina. Mereka meramalkan bahwa peningkatan absolut prevalensi asma sebesar 2% di Cina akan menyebabkan penambahan 20 juta pasien asma di seluruh dunia. (Clark,Margaret Varnell, 2013).
Prevalansi nasional untuk penyakit asma sebesar 4,0% (bedasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala). Sebanyak 9 provinsi yang mempunyai prevalensi penyakit asma diatas prevalensi nasional, antara lain adalah Nangro Aceh Darusalam diurutan pertama, diikuti oleh Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan , Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Papua Baarat (RIKESDAS, 2007).
Menurut data studi Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di berbagai propinsi di Indonesia, asma menduduki urutan kelima dari sepuluh penyebab kesakitan (morbiditas) bersama-sama dengan bronkitis kronik dan emfisema. Asma, bronkitis kronik, dan emfisema sebagai penyebab kematian (mortalitas) keempat di Indonesia atau sebesar 5,6%. Lalu dilaporkan prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar 13 per 1.000 penduduk (PDPI, 2006). Asma bronkhial adalah penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di hampir semua negara di dunia, di derita oleh anak-anak sampai dewasa dengan derajat penyakit yang ringan sampai berat, bahkan dapat mengancam jiwa seseorang. Lebih dari seratus juta pendunduk di seluruh dunia menderita asma dengan peningkatan prevalensi pada anak-anak. (GINA, 2006)
Penyakit asma banyak ditemukan pada anak-anak, terutama tinggal di daerah perkotaan dan industri. Kejadian asma hampir meningkat di seluruh dunia, baik negara maju maupun negara berkembang termasuk indonesia. Kira-kira sembilan juta anak amerika serikat dibawah umur 18 tahun mederita asma dan empat juta mengalami sekurang-kurangnya sekali serangan asma setiap tahun. Penelitian ini menunjukan bahwa 50% telah diagnosis, dengan beberapa statistik yang menyatakan bahwa jutaan anak penderita asma telah mengalami salah diagnosis dan dinyatakan mengalami bronkitis berulang atau atau pnemunia (Rachelefsky, 2006).
Asma biasanya dikenal dengan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya wheezing (Mengi) intermiten yang timbul sebagai respon akibat paparan terhadap suatu zat iritan atau alergen. Sayangnya banyak penderita sama yang juga beranggapan seperti ini. Pola pikir ini mengakibatkan penatalaksanaan asma hanya berfokus pada gejala asma yang muncul dan tidak ditunjukan pada penyebab yang mendasari terjadinya kondisi tersebut. (Clark,Margaret Varnell,2013). Bedasarkan Heru Sundaru (Departemen Ilmu Penyakit dalam FKUI) Prevalensi asma di Bandung meningkat jadi 5,2 %  pada tahun 2008. Sementara menunjukkan prevalensi asma pada anak sekolah dasar usia 6-12 tahun adalah 3,7 - 6,4 % .
Dari hasil survei awal yang dilakukan di poliklinik Anak RSU Kota Bandung yang menderita asma dari November 2014 sampai Maret 2014 dengan jumlah 28 orang anak yang menderita asma pada usia 6-12 tahun.
Bedasarkan data diatas tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti “Gambaran pengetahuan keluarga tentang asma bronkhial pada anak usia sekolah 6-12 tahun di RSU Kota Bandung”. Karena hal ini sangat mempengaruhi tingkat perkembangan anak diantaranya :
1.    Anak memiliki tingkat kerentanan penyakit yang cukup tinggi
2.    Asma dapat menghambat pertumbuhan anak
3.    Asma dapat mempengaruhi prestasi belajar anak di sekolah.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti dapat  merumuskan suatu masalah yaitu “Bagaimana Gambaran Pengetahuan Keluarga Tentang Asma Bronkhial pada Anak usia sekolah 6-12 tahun di RSU Kota Bandung.”




C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui “Gambaran Pengetahuan Keluarga Tentang Asma Bronkhial pada Anak usia sekolah 6-12 tahun di RSU Kota Bandung.
2.      Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan keluarga tentang:
a.       Pengertian asma
b.      Penyebab asma
c.       Tanda dan gejala asma
d.       pencegahan kekambuhan asma

D.    Manfaat Penelitian
1.      Teoritis
Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan ilmu pendidikan dan menambah kajian ilmu kesehatan khususnya ilmu keperawatan klinik  dalam meningkatkan mutu pelaksanaan praktik keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan yang kompeheresif.



2.      Praktis
Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak yang menjalankan praktik keperawatan khususnya profesi keperawatan dala menjalankan tugas profesi :
a.     Ilmu Metodologi
Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya diketahui, dab data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk meminimalkan atau menghilangkan masalah.
b.    Bagi keluarga pasien
Diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi keluarga pasien yang mempunyai anak yang menderita asma sehingga keluarga pasien mengerti tentanga asma
c.     Bagi Pelayanan Kesehatan
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat yang ada di Rumah Sakit dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya dengan pasien yang menderita asma.
d.    Bagi institusi pendidikan
dapat memberikan tambahan informasi, pengetahuan dan bahan referensi untuk perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai asma. Penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk institusi pendidikan DIII keperawatan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dimasa yang akan datang.
E.     Ruang Lingkup
1.      Ruang Lingkup Waktu
         Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan April sampai bulan Mei 2014.
2.      Ruang Lingkup Tempat
          Lokasi yang digunakan untuk penelitian ini di RSU Kota Bandung.
3.      Ruang Lingkup Materi
          Ruang lingkup materi yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam pendidikan keperawatan.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.     ASMA
1.      Pengertian
Sesak napas yang sering dikeluhkan pengidap asma memang menjengkelkan. Apalagi jika kambuh lebih dari 1 atau 2 kali dalam seminggu. Asma dapat menganggu kinerja dan aktivitas seseorang sehingga terasa menjengkelkan bagi penderitanya. Selain menganggu aktivitas, asma juga tidak dapat disembuhkan, bahkan dapat mmenimbulkan kematian. Namun, bila penyakit ini dikendalikan, kematian dapat dicegah dan gejalanya pun tidak sering muncul.
Asma adalah suatu kondisi paaru-paru kronis yang ditandai dengan sulit bernapas. Terjadi saat saluran pernapasan memberikan respon yang berlebihan dengan cara menyempit jika mengaami rangsangan atau gangguan. Asma adalah penyakit peradangan saluran napas kronis akibat tejadinya peningkatan kepekaan saluran napas terhadap berbagai rangsangan. Diperkirakan 300 juta orang didunia menderita asma. Angka ini bisa jauh lebih besar kalau kkriteria diagnosisnya diperlonggar. (Sunarti, Septi Shinta, 2011).


Asma merupakan penyakit yang kronis dan tidak menular, yang sering ditemukan pada anak usia sekolah. Hingga penyakit asma sering menyebabkkan anak bolos sekolah dan sering merupakan indikasi untuk masuk perawatan rumah sakit. Penyakit asma tidak memengaruhi keseharian anak tetapi juga berpengaruh pada setiap anggota keluarga. Dan buruknya orang tua banyak mempercayai isu dan gosip yang berkembang mengenai asma di masyarakat. Penyakit asma pada anak perlu dipertimbangkan kehidupan kesehariannya.menurut informasi yang diperoleh pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) 2004, asma adalah mengi berulang dan atau batuk persisten atau menetap.
           Penyakit asma adalah efek peradangan paru yang menyempitnya jalan napas, hingga jumlah udara yang dikeluarkan dari paru-paru terhambat, dan demikian pula udara yang dihembuskan dari paru-paru. Hambatan aliran udara yang keluar dari paru-paru ini dapat dipulihkan sepenuhnya atau sebagian, dengan menghirup obat bronkodilator. Selain itu radang pada radang pada saluran napas menyebabkan menjadi sangat peka terhadap banyak iritan, misalnya bila menghirup udara dingin, polusi udara, aerosol, bahan-bahan pembersih rumah dan disenfektan serta bau yang menyengat (Mangoenprasodjo, Setiono, 2005).


2.      Penyebab
Pada penderita asma, penyempitan saluran pernapasan meupakan respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernapasan. Asma dapat dipicu berbagai rangsanga, seperti serbuk sari,debu, bulu binatang, asap, udara dingin, dan olahraga.
Pada saat serangan asma,otot polos bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepasan lendir kedalam saluran udara. Hal ini akan memperkicil diameter dari saluran udara (bronkokonstriksi) dan menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernapas.
Sel-sel tertentu didalam saluran udara (terutama sel mast) diduga bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan. Sel mast di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot polos, peningkatan pembentukan lendir, dan perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki.
Sel mast mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai benda asing (alergen), seperti sabuk sari, debu halus yang terdapat dalam rumah, atau bulu binatang. Asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa allergi tertentu. Reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olahraga atau orang tersebut berada dalam cuaca dingin.Stres kecemasan pun bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien. Sel lainnya (eosnofil) yan ditemukan didalam saluran udara penderita asma melepaskan bahan lainnya yang menyebabkan penyempitan saluran udara.
Sumber lain mengatakan, ada faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya asma, yaitu :
a.     Perubahan cuaca dan suhu udara
b.    Polusi udara
c.     Asap Rokok
d.    Infeksi sakuran pernapasan
e.     Gangguan emosi
f.      Olahraga yang berlebihan
Penyebab asma dianggap sebagai penyebab yang sesungguhnya. Penyebab umumnya adalah allergen, yaitu: Ingestan (masuk melalui mulut), Inhalan (masuk melalui hidung atau mulut), dan Kontak dengan kulit (Sunarti,Septi Shinta, 2011).

3.      Tanda dan Gejala
Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau dileher. Batuk kering dimalam hari atau ketika melakukan olahraga juga bisa merupakan gejala. Selama serangan asma, sesak napas bisa menjadi semakin berat sehingga timbul rasa cemas. Sebagai eaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat. Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara. Kebingungan, letari (keadaan kesadaran yang menurun, dimana penderita seperti tertidur lelap, tetapi dapat dibangunkan sebentar kemudian segera tertidur kembali), dan sianosis (kulit tampak kebiruan) merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan perlu segera dilakukan pengobatan. Kadang, beberapa alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa pecah dan menyebabkan udara terkumpul di dalam rongga pleura atau menyebabkan udara terkumpul di Sekitar sekitar organ dada. Hal ini akan memperburuk sesak yang dirasakan oleh penderita. Secara spesifik, gejala asma adalah sebagai berikut :
a.             Napas berbunyi “ngik-ngik”
b.             Batuk-batuk
c.             Dahak yang bertambah banyak atau berbau dan warna kuning pada terjadinya serangan dan kuning saat terjadi infeksi.
d.             Sesak dada
e.             Susah berbicara dan berkonsentrasi
f.               Pndak membungkuk
g.             Bayangan abu-abu atau membiru pada kulit, bermula dari mulut. (Sunarti,Septi Shinta, 2011).
secara umum tanda dan gejala asma adalah sesak napas, batuk berdahak dan suara napas yang berbunyi ngikngik (mengi) dimana seringnya gejala ini timbul pada pagi hari menjelang waktu subuh, hal ini karena pengaruh keseimbangan hormon kortisol yang kadarnya rendah ketika pagi dan berbagai faktor lainnya.
Penderita asma akan mengeluhkan sesak nafas karena udara pada waktu bernafas tidak dapat mengalir dengan lancar pada saluran nafas yang sempit dan hal ini juga yang menyebabkan timbulnya bunyi ngik-ngik pada saat bernafas, dan batuk, khususnya pada malam atau dini hari. Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan yang terjadi dapat berupa pengerutan dan tertutupnya saluran oleh dahak yang diproduksi secara berlebihan dan menimbulkan batuk sebagai respon untuk mengeluarkan dahak tersebut. Berdasarkan etiologinya, asma dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu: Asma ektrinsik (atopi) ditandai dengan reaksi alergi terhadap pencetus-pencetus spesifik yang dapat diidentifikasi seperti: tepung, debu, bulu binatang, susu, telur, ikan, obat-obatan, serta bahan-bahan alergen yang lain. Sedangkan asma intrinsik (non atopi) ditandai dengan mekanisme non alergik yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik seperti: Udara dingin, zat kimia yang bersifat sebagai iritan seperti: ozon, eter, dan nitrogen, perubahan musim dan cuaca, aktifitas fisik yang berlebih, ketegangan mental serta faktor-faktor intrinsik lain. (Nurafiatin A,  Ayu ES, Mabruroh  F, & Fauziah N 2007).  



4.      Pencegahan kekambuhan Asma
Pencegahan sejak dini merupakan satu-satunya hal yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya penyakit asma. Namun, karena penyakit ini terkait dengan unsur riwayat keluarga, pencegahan disini hanya sebagai media yang dilakukan untuk memperkecil risiko terjadinya serangan. Usaha uusaha pencegahan yang dapat dillakukan untuk mencegah kemungkinan terjadiya serangan penyakit asma ialah menerapkan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu, kita harus senantiasa bisa menghindari diri dari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya serangan penyakit asma.
a.    Menjaga Kesehatan
Menjaga kesehatan merupakan usaha yang tidak terpisahkan dari pengobatan penyakit asma. Bila penderita lemah dan kurang gizi, tidak saja mudah terserang penyakit tetapi juga berarti mudah untuk mendapat serangan penyakit asma beserta komplikasinya. Usaha menjaga kesehatan ini antara lain berupa makan makanan yang bergzi baik, minum air putih yang banyak, istirahat yang cukup, rekreasi, dan olahraga yang sesuai. Penderita dianjurkan banyak minum, kecuali ada larangan dari dokter.
b.    Menjaga kebersihan lingkungan
Lingkungan dimana penderita hidup sehari-hari sangat mempengaruhi timbulnya serangan asma. rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi, dan cahaya matahari. Saluran pembuangan air haru lancar. Kamar tidur merupakn tempat yang perlu mendapat perhatian yang khusus. Sebaiknya kamar tidur sedikit mungkin berisi barang-barang untuk menghindari debu rumah.
Hewan peliharaan,asap rokok, semprotan rambut, dan lain-lain dapt menjadi pemicu penyakit asma/kekambuhan asma. Lingkungan pekerjaan juga perlu mendapatkan perhatian apalagi kalau jelas-jelas ada hubungan antara lingkungan kerja dengan serangan penyakit asma.
c.    Menghindari faktor pemicu kekambuhan asma
 Allergen yang sering menimbulkan penyakit asma adalah debu. Allergen lain seperti kucing, anjing, burung, perlu mendapatkan perhatian dan juga perlu diketahui bahwa binatang yang tidak diduga, seperti kecoa dan tikus juga dapat menimbulkan penyakit asma. Infeksi virus saluran pernapasan sering mencetuskan penyakit asma. Sebaiknya penderita sma menjauhi orang-orang yang sedang terserang iffluenza dan menghindari tepat-tempat ramai atau penuh sesak. Hindari kelelahan yang berlebihan, kehujanan, suhu udara yang ekstrim, berlari-lari mengejar kendaraan umum, atau olahraga yang melelahkan. Jika akan berolahraga lakukan pemanasan terlebih dahulu dan dianjurkan memakai obat pencegah serangan kembai penyakit asma. zat-zat yang merangsang saluran napas seperti asap rokok, asap mobil, uap bensin, uap cat, uap zat-zat kimia, da udara kotor lainnya harus dihindari. Perhatikan obat-obat yang diminum, khusunya obat-obat untuk darah tinggi, jantung, dan anti rematik zat –zat pewarna dan zat-zat pengawet makanan juga dapat menmmbulkan penyakit asma.
d.    Menggunakan obat anti asma
Pada serangan penyaki asma yang rigan apalagi frekuensinya jarang, penderita boleh memakai bronkodilator, baik bentuk tablet, kapsul, maupun  sirup. Tetapi ,bila inin gejala asma cepat hilang, jelas aerosol lebih baik. Pada serangan yang lebih berat, bila masih mngkin dapat menambah dosis obat sering lebih baik mengombinasikan dua atau tiga macam obat. Pada penyakit asma kronis bila keadaannya sudah terkendali dapat dicoba obat-obat pencegah penyakit asma. Tujuan obat-obat pencegah penyakit asma ialah selain mencegah terjadinya serangan penyakit asma juga diharapkan agar pengguaan obat-obat bronkodilator dan sterodi sistemik dapat dikurangi dan bahkan kalau mungkin dihentikan. (Sunarti,Septi Shinta, 2011).






A.     PENGETAHUAN
1.      DEFINISI
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil pengindraan manusia,atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,hidung,telinga,dan sebagainya). Dengan sendiri pada waktu  pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh identitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo,2010).
          Pengetahuan (knowledge) adalah hal-hal yang kita ketahui tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,didapat melelui pengamatan yang lebih mendalam (Wasis,2008).
          Dari kedua pengertian diatas maka penulis diatas maka penulis menyimpulkan bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap pengindraan untuk mengetahui kebenaran dari hasil pengamatan.

2.      TINGKAT PENGETAHUAN
a.       Tahu (Know)
Tahu hanya diartikan sebagai recall (Memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.misalnya tau bahwa susu yang tinggi kalsium sangat baik unyuk kekuatan tulang. (Notoatmodjo, 2007).
b.      Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tau terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetap orang tersebut harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahuinya tersebut. Misalnya orang yang memahami cara pembrantasan penyakit menular demam berdarah, bukan hanya sekedar menyebutkan 3M, tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus menutup, menguras dan mengubur. (Notoatmodjo, 2007).
c.       Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah mamahmi objek yang dimaksud, dapat menggunakan atau mengaplikaskan prinsip yang diketahui tersebut,pada situasi yang lain. (Notoatmodjo, 2007).
d.      Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antar komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah membedakan atau memisahkan, mengelompokan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atau objek tersebut.
Misalnya dapat membedakan antara nyamuk aedes agepty dengan nyamuk biasa (Notoatmodjo,2007).
e.       Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjukan kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen – komponen pengetahuan yang dimiliki.dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun Formulasi baru dari formulasi yang pernah ada. Misalnya dapat membuat dan meringkas dengan kata-kata atau kalimat sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca atau didengar, dan dapat membuat kesimpulan tentang artikel yang telah dibaca (Notoatmodjo, 2007).
f.        Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan jusdufikasi atau penelitian terhadap objek tertentu.penilaian ini dengan sendirinyan didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat.misalnya seorang ibu dapat menilai atau dapat menentukan seseorang yang menderita malnutrisi atau tidak (Notoatmodjo, 2007).






3.      CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN
a.    Kognitif
Yaitu mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktiivitas otakadalah termasuk dalam kognitif. Kognitif memiliki enam jenjang/aspek, yaitu: Pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b.    Afektif
Yaitu yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nlai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti : Reciving atau attending (menerima atau memperhatikan), Responding (menaggapi), Valuing (menilai atau menghargai), Organization (mengatur atau mengorganisasikan), dan Cracterization by evalu r calue complex (karakteristik dengan suatu nilai atau komplek nilai).
c.    Psikomotorik
Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengelaman belajar tertentu (Haryati, Mimin, 2009).
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokan menjadi dua yaitu :
a.         Cara kuno memperoleh Pengetahuan
Cara kuno ini atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengatahuan, sebelumnya ditemukannya metode ilmiah atau metode penuaan secara sistematik dan logis (Notoatmodjo,2007).
1)    Cara coba – Salah (Trial And Error)
Cara yang paling tradisional,yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba – coba atau dengan kata yang lebih dikenal “Trial adn error”. Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya peradaban.pada waktu itu seseorang bila menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja.cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain.
2)   Kekuasaan Atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari,banyak sekali kebiasaan – kebiasaan dan tradisi – tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari geerasi ke generasi berikutny.
3)   Bedasarkan Pengelaman Pribadi
Pengelaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengelaman ini merupakan sumber pengetahuan, atau pengelaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pegelaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengelaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihaapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah ini yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut, ia tidak akan mengulangi ara itu, dan berusaha untuk mencari cara yang lain, sehingga dapat berhasil memecahkannya.
4)   Melelui jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melelui induksi maupun deduksi.
b.        Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer atau disebut metodologi penelitian. Cara ini mula – mula dikembangkan oleh Francis bacon (1561 – 1626), Kemudian dikembangkan oleh Deobold van Daven.akhirnya lahir suatu cara untuk melekukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.
4.      PENGUKURAN PENGETAHUAN
Menurut Arikunto (2006) pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitiannya atau responden yang disesuaikan dengan tingkatan – tingkatan pengetahuan yang diukur.
5.      FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGATAHUAN
a.       Faktor nternal
1)      Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita – cita tentu yang menentukan manusia untuk membuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagian.
                               Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjukan kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. (Notoadmodjo,2003). Pendidikan dapat dipengaruhi seseorang termasuk juga prilaku seseorang akan pola hidu terutama dalam motovasi untuk sikap berperan dalam pembangunan. (Wawan & Dewi,2010).
2)      Pekerjaan
Menurut thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan.sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan manyita waktu.bekerja bagi ibu – ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Wawan & Dewi,2010)
3)      Umur
Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998) dikutip oleh (Wawan & Dewi, 2010) semakin cukup umur,tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.dari segi kepercayaan masyarakat seeorang lebih dewasa dipercayai dari orang yang belum tinggi kesewasaannya.hal ini akan sebagai dari pengelaman dan kematangan jiwa.
b.      Faktor Eksternal
1)      Faktor Lingkungan
Menurut ann. Marier yang dikutip dari Nursalam. Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan prilaku orang atau kelompok (Wawan & Dewi,2010).
2)      Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada di masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam informasi.(Wawan & Dewi, 2010).








B.     KELUARGA
1.      Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat, yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Didalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah,hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. (Baron, R. A dan Donn Byrne. 2003).
2.      Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Suprajinto (2004) menyatakan bahwa fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi:
a)             Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehanat segala sesuatu tidak akan bearti  dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.


b)            Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan  tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang dilingkungan tinggal keluarga agar memperoleh bantuan.
c)             Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
          Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri.jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjtan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau dirumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
d)        Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan  
        keluarga.
e)             Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.
C.     ANAK
1.      Pengertian
Anak merupakan makhluk sosial sama halnya orang dewasa. Anak juga membutuhkan orang lain untuk bisa membantu mengembangkan kemampuannya, karena pada dasarnya anak lahir dengan segala kelemahan sehingga tanpa orang lain anak tidak mungkin mencapai taraf kemanusiaan yang normal.
Anak usia 6-12 tahun adalah masa anak mulai memasuki dunia sekolah yang lebih formal. Ia sekarang berusaha untuk merebut perhatian dan penghargaan atas karyanya. Ia belajar untuk menyelesaikan tugas yang dibeikan padanya, rasa tanggung jawab mulai timbul, dan mulai senang belajar bersama. Rasa rendah akan timbul bila anak merasa dirinya kurang mampu dibandingkan dengan teman-temannya (http:www.pengertian anak usia 6-12 tahum.com).
2.      Tumbuh kembang anak usia 6-12 tahun
Perkembangan masa sekolah ini lebih cepat dalam kemampuan fisik dan kognitif dibandingkan dengan masa praskolah. Pada tahap perkembangan remaja terjadi perbedaan pada perempuan dan laki-laki umumnya wanita 2 tahun lebih cepat untuk kedalam tahap remaja atau pubertas dibandingkan dengan anak laki-laki dan perkembangan ini ditunjukan pada perkembangan pubertas. (Hidayat, 2008 hal 15).




BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

A.    Keragka Konsep
Kerangka konsep adalah merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus.Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat langsung diamati dan diukur. Konsep hanya dapat diamati melalui konstruk atau yang lebih  dikenal dengan nama variabel. Jadi variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukan nilai atau bilangan daari konsep. (Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan merupakan hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang, danobjek tertentu. Pengindraan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa raba dan sebagainya. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek.
Penelitian ini hanya terbatas pada pengetahuan. pengetahuan dalam penelitian ini adalah “Gambaran pengetahuan keluarga tentang asma bronkhial pada anak usia sekolah 6-12 tahun di RSU Kota Bandung”. Faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan adalah umur, pendidikan, pekerjaan, lingkungan, dan sosial budaya. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi tentang Gambaran pengetahuan keluarga tentang asma bronkhial pada anak usia sekolah 6-12 tahun di RSU Kota Bandung. Pengetahuan tentang asma meliputi pengertian asma, penyebab asma, tanda dan gejala asma, dan pencegahan kekambuhan asma. Gambaran pengetahuan keluarga tentang asma bronkhial pada anak usia seklah 6-12 tahun dapat diketahui melalui tiga kategori yaitu baik, cukup dan kurang.
Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kuantitatif yaitu baik (> 76%), cukup (60% - 75%), dan kurang (< 60%). Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka kerangka konsep yang diajukan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:














 
















Skema: 3.1
Kerangka Pikir Peneliti
Keterangan                              :
                                                : Variabel yang tidak di teliti

 
                                           : Variabel yang di teliti

B.     Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variable yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variable yang bersangkutan.
Definisi operasional ini penting dan diperlukan agar pengukuran variabel atau pengumpulan data (variabel) itu konsisten antaraa sumber data (responden) yang  satu dengan responden yang lain. Operasional juga perlu dijelaskan cara atau metode pengukuran, hasil ukur atau kategorinya, serta skala pengukuran yang digunakan (Notoatmodjo, 2012).




BAB IV
METODE PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian
            Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskritif. Deskritif adalah suatu penelitian yang diarahkanuntuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan didalam suatu komuitas atau masyarakat pada saat penelitian dilakukan (Notoatmodjo, 2012).
B.     Populasi dan Sampel Penelitian
1.      Populasi Penelitian
      Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah 28 orang atau keluarga yang mempunyai anak yang menderita asma di RSU Kota Bandung.
2.      Sampel Penelitian
          Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi penelitian (Notoatmodjo, 2012). Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total samplng, yaitu menjadikan semua populasi sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 28 orang yang mempunyai anak yang menderita asma.


C.    Variabel Penelitian
            Variabel peelitian adaah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu knsep tertentu (Notoatmodjo, 2012). Variabel dalam penelitian ini adalah gambaran pengetahuan keluarga tentang asma bronkhial pada anak usia sekolah (6-12 tahun).
D.    Instrumen Penelitian
            Adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah. Selnjutnya instrument yang diartikan sebagai alat bantu merupakan saran yang dapat diwujudkan dalam benda, contohnya : angket (questionnaire), daftar cocok (checklist), skala (skale), pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan ( observation sheet atau observation schedule), soal ujian dan sebagainya (Riduwan, 2007).Dalam penelitian ini digunakan alat bantu kuisioner dengan 20 pertanyaan dan kuisioner yang digunakan adalah menggunakan jenis kuisioner tertutup (berstruktur) yaitu kuisioner yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara (X) atau tanda checklist (√ ).
           

Pengumpulan data pada saat penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden dan menjelaskan petunjuk pengisian kuesioner. Kemudian kuesioner yang telah diisi dikumpulkan dan dicek kelengkapannya oleh peneliti untuk diolah dan dianalisis.

E.     Prosedur pengumpulan data
Data penelitian digolongkan menjadi dua yaitu  data primer dan data sekunder. Data primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh oleh pihak lain tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitianya(Badriah D, L. 2006.)
Dalam primer diperoleh dengan membagikan kuisoner proses pada Keluarga yang mempunyai anak yang menderita asma di RSU Kota Bandung, awalnya penelitian menyebutkan tujuan dari penelitian ini. Kemudian memberikan inform consentatas kesediaanya menjadi responden. Apabila ada kesulitan responden dala mengisi kuisionernya atau karena keterbatasan kemampuan dalam membaca atau memahami isi pertanyan, disini peneliti mendampingi responden untuk membantu pengisian instrument. Sehingga kuesioner tidak dibagikan satu persatu kepada setiap responden, melainkan diisi responden dengan bimbingan peneliti. Terakhir, setelah semua responden mendapat kesempatan mengisi kuesioner, peneliti mengumpulkan kuesioner agar data yang telah terkumpul dapat peneliti olah.

F.     Pengolahan data
            Dalam suatu penelitian, harus diuraikan rencana yang akan dilakukan untuk mengolah dan menganalisa data. Dijelaskan proses pengolahan datanya dari editing, coding, dan sebagainya sampai dengan “data entri” (apabila pengolahan dilakukan dengan computer (Notoatmodjo S, 2012).
Langkah-lamgkah pengolahan data adalah sebagai berikut :
1.      Editing (penyuntingan data)
Hasil wawancara angket atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyutingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuisioner tersebut:
a.         Apakah lengkap, dalam arti semua pertanyaan sudah terisi.
b.        Apakah jawaban atau tulisan masing-masing pertanyaan cukup jelas atau terbaca.
c.         Apakah jawabannya relevan dengan pertanyaannya.
d.        Apakah jawaban-jawabanya pertanyaan konsisten dengan jawaban pertanyaan lainya.


2.      Coding (pengkodean data)
Setelah semua kuisioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng “kodean”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Misalnya jenis kelamin: 1= laki-laki,2= perempuan. Pekerjaan ibu: 1= tidak bekerja, 2 = bekerja selain sebagi ibu rumah tangga. Koding atau ppemberian kode ini sangar berguna dalam memasukan data (data entry).
3.      Memasukan data (data entry) atau processing
Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk “kode” (angak atau huuf) dimasukan kedalam program atau “software” computer. Software computer ini bermaca-macam, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekuranganya. Salahg satu paket program yang paling sering digunakan untuk “entry data” penelitian adalah paket SPSS for Windows.
Dalam proses ini juga dituntut ketelitian dari orang yang melakukan “data entry” ini. Apabila tidak maka akan terjadi bias, meskipun hanya memasukan data saja.
4.      Pembersihan data  (cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak kelengkapan, dan sebaginya, kemudian dialkukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data ( data cleaning).
G.    Analisa data
Dilihat dari jenis penelitiannya, penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian deskriptif. sehingga peneliti menganalisis datanya menggunakan statistic deskriptif yang dimana hasil dari penelitian ini disajikan dalam bentuk table distributive frekuensi.

Keterangan
p                      : Presentase
f                       : Jumlah jawaban yang benar
n                      : Jumlah pertanyaan
Hasil perhitungan presentase tersebut diinterpretasikan dengan menggunkan skala 1:
> 76%              : Baik
60 - 75 %         : Cukup
<60 %              : Kurang

H.    Jadwal dan lokasi penelitian
Keseluruhan dari proses penelitian ini adalah pada bulan maret 2014 dan penelitian dilaksanakan di RSU Kota Bandung.



I.       Etika penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Permohonan izin secara tertulis dan lisan kepada pihak RSU Kota Bandunguntuk melakukan studi pendahuluan.
2.      Melakukan perizinan secara tertulis untuk melakukan penelitian di RSU Kota Bandung.
3.      Melakukan perizinan kepada Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Daerah Provinsi Jabar.
4.      Memberikaninform consentkepada responden dan menjamin hak kerahasiaan responden.



KUISIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG ASMA BRONKHIAL PADA ANAK USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN) DI RSU KOTA BANDUNG

1.      Identitasresponden
a.       No responden        :
b.      Nama                     :                                             
c.       Umur                     :         
d.      Pendidikam           :

LEMBAR KUISIONER
A.    PETUNJUK PENGISIAN
1.      Sebelummengisiangketinimohon agar dibacadahulupertanyaandenganteliti
2.      Beritanda (X) padajawaban yang benarmenurutibu
3.      Jawabanharussesuaidenganpendapatsendiridanbukanataspendapat orang lain
4.      Jawaban yang benarsangantmembantupenelitian yang penulislakukan
5.      Periksakembaliuntukmeyakinibahwasemuapertanyaantelahterisisemua
6.      Jawaban Bapak/Ibu dijamin untuk kerahasiaanya


Pilihlahsalahsatujawaban yang benar!
1.      Apa yang dimaksuddenganAsma ?
a.       Penyakit peradangan pernapasan
b.      Penyakit sumbatan hidung
c.       Penyakit sumbatatan pada hati
2.      Seseorang anak yang menderita asma maka akan mengalami yaitu?
a.       Kejang-kejang
b.      Mudah untuk mengeluarkan udara
c.       Sulit bernapas (definisi)
3.      Penyakit asma merupakan penyaikt?
a.       Menular
b.      Tidak Menular
c.       penyakit
4.      Salah satu ciri-ciri penyebab asma adalah?
a.       Kurangny vitamin
b.      Napas terasa sesak
c.       Alergi
5.      Yang bukan merupakan penyebab asma ialah ?
a.       Makan yang berlebihan (penyebab)
b.      Udara yang terlaludingin
c.       Polusi udara

6.      Penyebab asma dapat di sebabkanoleh?
a.       Tertular dari penyakit orang lain
b.      Debu
c.       Bersin
7.      Apa yang menyebabkanasmaseringkambuh?
A.    Penyempitan pada lubang hidung
B.     Kurang pemberiannutrisi
C.     Udara yang terlalu dingin
8.      Salah satupenyebabutama dari asma adalah?
a.       Lingkungan yang tidak aman
b.      Lingkungan yang kumuh
c.       Berada di kawasan persawahaan
9.      Batuk, dada sesak, napas pendek, dan mengik merupakan tanda atau gejala dari?
a.       Infeksi
b.      Asma
c.       Sariawan
10.  Pada serangan asma yang berat, yang merupakan tanda dan gejalanya adalah?
a.       Penderita sulit untuk berbicara
b.      Penderita terasa lapar
c.       Penderita terasa haus


11.  Makanan yang tidakbolehdikosumsipadapenderitaasmaadalah?
a.       Telur
b.      Pisang
c.       Alpukat
12.  Cara mencegahasma agar tidakseringkambuhadalah?
a.       Berolahragasetiaphari
b.      Menjagakebersihanlingkungan
c.       Minumobat yang banyak
13.  Anak yang mempunyai asma sebaiknya harus di anjurkan untuk ?
a.       Olahraga setiap hari
b.      Tidur
c.       Membatasi kegiatan aktivitasnya
14.  Salah satupencegahan asmapada anak adalah
a.       Tetap berada dibawah udara yang dingin
b.      Menganjurkan anak untuk tidak sekolah
c.       Menerapkan pola hiidup sehat
15.  Cara yang pentinguntukmembantumencegahterjadinyakekambuhan asma adalah
a.       Senam asma
b.      Olahraga rutin setiap hari
c.       Menganjurkan untuk mandi malam hari

16.  Salah satugayahidup yang kurangbaik yang dapatmenyebabkan kekambuhan asmaadalah?
a.       Olahraga yang cukup terbatas
b.      Olahraga seperlunya saja
c.       Olahraga setiap hari dengan di bawah udara yang sejuk
17.  Sebagai orang tua, kebiasaan hidup yang harus di ubah pada anaknya yang menderita asma adalah?
a.       Mengurangi aktivitas fisik yang bisa menyebabkan kelelahan
b.       Menganjukan untuk senam asma selama 5 jam
c.       Menganjurkan olahraga berenang
18.  Rumah yang baik dan bisa memperkecil kekambuhan asma adalah?
a.       Rumah tidak lembab dan berdebu
b.      Lakukan penyemprotan fogging (penyemprotan demam berdarah) di rumah
c.       Ventilasi tidak ada
19.  Pada penderita yang terserang asma sebaiknya langsung di?
a.       Di bawa ke tempat yang luas dan udara yang dingin
b.      Larikan ke Rumah Sakit terdekat
c.       Dilarikan ke tempat dukun
20.  Tindakan yang perlu dilakukan sebagai orang tua yang mempunyai anak yang menderita asma adalah
a.       Selalu mengontrol aktivitas anaknya
b.      Membiarkan anak untuk tetap bermain
c.       Melarang anak untuk pergi sekolah
KISI-KISI KUISIONER
NO
POKOK BAHASAN
JUMLAH SOAL
NO.SOAL
BENTUK
SOAL
KUNCI JAWABAN
1.
PengertianAsma
3
1
2
3
Pilihanganda
A
C
B
2.
Penyebab asma
5
4
5
6
7
8
Pilihanganda
          C
A
B
C
B
3.
Tanda dan gejala asma
2
9
10
Pilihanganda
B
A
4.
Pencegahankekambuhan asma
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Pilihanganda
A
B
C
C
A
C
A
A
B
A




DAFTAR PUSTAKA

1.      Riduwan, 2007. Skala pengukuran variable-variabel penelitian, bandung : Alfabeta
2.      Haryati, Mimin. Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press, 2009.
3.      Badriah D, L. 2006. Metodologi penelitian ilmu-ilmu kesehatan, bandung  : MULTAZAM
4.      Notoatmodjo S, 2012. Metodologi penelitian kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta
5.      Haryati, Mimin. Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press, 2009.
6.      WHO.2006.asthma. alveilebel in                    http://www.who.int/topics/asthma/en/ diakses pada 1 Maret 2013
7.      Clark,margaret varnell.2013
  1. RISKESDAS.2007. Laporan Nasional riskesdas 2007. Available in Departemen Kesehatan. Asma di Indonesia. http://www.depkes.co.id (di Akses Tanggal 22 Maret 2013)
9.      Sunarti, Septi Shinta, 2011. 14 Penyakit paling sering menyerang dan sangat mematikan : Wardi
10.  Rachelefsky, Gery M D and Patricia Garrison. 2006. Penanganan Asma pada Anak. Jakarta : PT. Buana Ilmu Populer.
11.  Arikunto,2010.Prosedur Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta.
12.  Brunner and Suddarth,2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi8, Volume 3. Jakarta : EGC
13.  Notoatmodjo, 2007.motodologi penelitian kesehatan.jakarta : rieneka cipta
14.  Wawan & Dewi,2010.Teori dan Pengetahuan,Sikap,dan Prilaku
            Manusia Yogyakarta : Nuha Medika
15.  Nurafiatin A,  Ayu ES, Mabruroh  F, dan Fauziah N. 2007. Patofisiologi Asma. Universitas Sumatera Utara
16.  Hadibroto, Iwan & Syamsir Alam. (2006). Asma. Jakarta: Penerbit PT Gramedia 
Pustaka Utama
17.  Mansjoer, Arif dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius





































41 komentar:

  1. The information you share is very useful for us, Many lessons and lessons we can take from this article. And we want to ask permission to keep a link around health, which may be useful for you as well.
    Daftar Tanaman Obat Tradisional Untuk Penyakit TBC
    Mencegah Naiknya Tekanan Darah Tinggi Agar Tidak Terjadi Hipertensi

    BalasHapus
  2. Thanks for the information presented on your website
    Very in waiting for other information

    manfaat temulawak untuk hepatitis
    daun salam untuk sakit pinggang
    obat gendang telinga sakit

    BalasHapus
  3. thanks for informations
    https://tokoherbalnesv.blogspot.com/

    BalasHapus
  4. Sites like these I'm looking for
    Thanks for the information, in tunggua keep the latest news

    obat tradisional anemia aplastik
    penyebab mata bintitan

    BalasHapus
  5. Your article is very satisfying and very good, I'm proud of you.

    Manfaat Jahe Untuk Infeksi Usus besar

    BalasHapus
  6. information on how to deal with pneumothorax with herbs
    Obat Herbal Penyakit Pneumothorax

    BalasHapus
  7. Thank you very much for the information you submit on this occasion.
    Cara Menyembuhkan Paru Interstisial Secara Alami

    BalasHapus
  8. Thank you for our good cooperation, hopefully it can be even better.
    Bahaya Kista Ginjal

    BalasHapus