Kompas.com - Jagalah kadar kolesterol supaya Anda
terhindari dari penyakit jantung. Begitulah kepercayaan yang selama ini
kita ketahui. Namun sebuah pendapat baru menyebut hal tersebut hanyalah
mitos.
Adalah Dr.Jonny Bowden, pengarang buku The Great
Cholesterol Myth, yang menyebutkan bahwa menurunkan kadar
kolesterol ternyata tidak bisa mencegah penyakit jantung. Menurutnya,
kolesterol bahkan bukan prediktor penyakit jantung yang tepat.
"Separuh
orang yang berobat ke rumah sakit karena penyakit jantung ternyata
memiliki kadar kolesterol normal, dan separuh orang yang kadar
kolesterolnya tinggi memiliki kondisi jantung yang normal," kata Bowden.
Ia
menambahkan, selama ini kolesterol menyita perhatian kita, padahal
faktor itu tidak terlalu berdampak pada terjadinya penyakit jantung.
Ketakutan akan kolesterol mengalihkan perhatian banyak orang terhadap
faktor utama yang memicu penyakit jantung, misalnya inflamasi, kerusakan
oksidatif, stres, dan gula dalam pola makan.
"Kolesterol hanya
berperan kecil dalam terjadinya penyakit jantung tetapi kita mengerahkan
segenap usaha untuk menurunkan kadarnya," ujarnya.
Para dokter
membagi dua jenis kolesterol, HDL (kolesterol baik) dan LDL (kolesterol
jahat). Menurut Bowden sebenarnya ada 5 jenis kolesterol.
"Kelimanya
bertindak berbeda dalam tubuh. LDL ada dua jenis, LDL-A dan LDL-B.
LDL-A seperti gumpalan kapas besar dan tidak bisa menyebabkan kerusakan.
Ia bisa tersangkut di arteri. Sedangkan LDL-B adalah "si jahat". Tetapi
kebanyakan orang tak tahu jenis kolesterol apa yang dimilikinya,"
katanya.
Dengan fokus yang sangat besar pada kolesterol, Bowden
mengatakan statin, obat penurun kolesterol, adalah masalah tersendiri.
Menurutnya telah terjadi peresepan berlebihan meski tidak terlihat
manfaatnya.
Penelitian juga menunjukkan penggunaan statin pada
kaum wanita bisa mencegah serangan jantung. Bahkan saat ini ada dokter
yang mulai meresepkan statin untuk anak-anak.
"Obat itu tidak
pernah diuji untuk anak-anak. Dan kolesterol memiliki fungsi yang
imperatif bagi tubuh. Statin sendiri punya efek samping dan harus
dianggap serius," katanya.
Menurut dia, cara terbaik untuk
mengatasi kolesterol tinggi bukanlah obat, tetapi mengonsumsi makanan
yang kaya antioksidan dan antiinflamasi. Ia menyarankan untuk lebih
banyak mengonsumsi bluberi, bawang putih, merica, serta ikan salmon
tangkapan liar yang kaya omega-3.
"Kandungan kurkumin dalam
kunyit juga kaya akan antioksidan dan antiperadangan. Ia juga bagus
untuk kesehatan liver," katanya.
Selain pola makan yang sehat,
Bowden juga menyarankan gaya hidup yang sehat. "Turunkan stres Anda
karena itu adalah penyumbang terbesar dalam penyakit jantung. Mungkin
lebih besar dari kolesterol," katanya.
Mengurangi stres berarti
mengurangi toksin dalam hidup. Kurangi pula asupan gula karena bisa
menyebabkan lemak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar