Sports Comments Pictures

Selasa, 21 Januari 2014

PROGRAM PERENCANAAN PASIEN PULANG, BY DIII KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Perencanaan pemulangan pasien adalah suatu proses dimana pasien mulai mendapat pelayanan kesehatan yang diberikan dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya (Pemila, 2009). Salah satu hal yang diharapkan dari perawatan pasien hospitalisasi ataupun pasien rawat jalan adalah penghentian status pasien serta mempersiapkan pasien dan keluarga untuk perawatan lanjutan di rumah (Stuart, 2001).
Perawat adalah salah satu anggota tim perencana pemulangan, dan sebagai perencana pemulangan, perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang berhubungan untuk mengidentifikasi masalah aktual dan potensial, menentukan tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan asuhan keperawatan (Pemila, 2009). Perawat bertanggung jawab untuk membuat rujukan yang sesuai dan untuk memastikan bahwa semua informasi yang sesuai telah disediakan untuk orang-orang yang akan terlibat dalam perawatan pasien tersebut, termasuk keluarganya. Selain itu, perawat harus mampu menentukan pengetahuan, keahlian, dan tindakan apa yang dapat membantu pasien beradaptasi terhadap lingkungan baru setelah pemulangan (Stuart, 2001).
Di Indonesia pelayanan keperawatan telah merancang berbagai bentuk format perencanaan pemulangan pasien, namun kebanyakan dipakai hanya dalam bentuk pendokumentasian resume pasien pulang, berupa informasi yang harus di sampaikan pada pasien yang akan pulang seperti intervensi medis dan non medis yang sudah diberikan, jadwal kontrol, gizi yang harus dipenuhi setelah dirumah. Cara ini merupakan pemberian informasi yang sasarannya ke pasien dan keluarga hanya untuk sekedar tahu dan mengingatkan, namun tidak ada yang bisa menjamin apakah pasien dan keluarga mengetahui faktor resiko apa yang dapat membuat penyakitnya kambuh, penanganan apa yang dilakukan bisa terjadi kegawatdaruratan terhadap kondisi penyakitnya (Pemila, 2009). Untuk itu pelaksanaan perencanaan pemulangan apalagi dengan gangguan jiwa yang memiliki resiko tinggi untuk kambuh dan berulangnya kondisi kegawatan sangat penting dimana akan memberikan proses deep-learning pada pasien hingga terjadinya perubahan perilaku pasien dan keluarganya dalam memperhatikan kondisi kesehatannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, kita sebagai mahasiswa perawat sangat penting untuk memahas peran perawat dalam perencanaan pemulangan pasien.

B.     Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1.      Untuk mengetahui  peran perawat dalam pengkajian kebutuhan persiapan pulang.
2.      Untuk mengetahui tujuan dan prinsip perencanaan pulang.
3.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam proses perencanaan pulang.
4.      Untuk mengetahui jenis-jenis pemulangan pasien.
5.      Untuk mengetahui standar keperawatan perencanaan pulang.











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Perencanaan pulang merupakan komponen yang terkait dengan rentang perawatan. Rentang perawatan sering pula disebut dengan perawatan yang berkelanjutan, yang artinya perawatan selalu dibutuhkan sepanjang rentang kesehatan klien dimana pun klien berada. Rentang perawatan (Continum of care) adalah integrasi system perawatan yang terfokus pada klien terdiri dari mekanisme pelayanan perawatan yang membimbing dan mengarahkan klien sepanjang waktu kehidupan melalui perencanaan yang komprehensif yaitu pelayanan kesehatan yang meliputi kesehatan mental, social dalam rentang semua tingkat perawatan (Chasca, 1990 :I 387).
Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program pengobatan klien yang dimulai dari segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerjasama antara tim kesehatan, keluarga, klien, dan orang yang penting bagi klien.

B.     Tujuan dan Prinsip
Tujuan dan prinsip dalam perencanaan pulang merupakan dasar untuk menentukan tindakan selanjutnya. Adapun tujuan perencanaan pulang adalah meningkatkan perawatan berkelanjutan bagi klien, membantu rujukan klien pada pelayanan yang lain, membantu klien dan keluarga memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan klien.
            Prinsip-prinsip dalam proses perencanaan pulang
a.         Klien sebagai focus dalam perencanaan pulang
Nilai, keinginan, dan kebutuhan klien perlu dikaji dan dievaluasi sehingga dapat dimasukkan dalam perencanaan pulang klien dan orang-orang yang dekat atau penting bagi klien. Tenaga kesehatan yang terlibat diikutsertakan dalam perencanaan pulang klien.
b.         Kebutuhan klien diidentifikasi saat masuk, dirawat sampai sebelum pulang.
Kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah yang mungkin timbul setelah pulang sehingga rencana antisipasi masalah dapat dianut untuk dilaksanakan setelah pulang.
c.         Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif
Perencanaan pulang adalah proses multidisiplin dan tergantung pada kerjasama yang jelas dan komunikasi lisan, tertulis di antara peserta tim.
d.        Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang tersedia.
Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia program dan fasilitas yang tersedia di masyarakat.
e.         Perencanaan pulang dilakukan pada setiap tatanan pelayanan.
Setiap kali pasien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.

C.     Jenis-jenis pemulangan pasien
Menurut stuart dan sundeen (1991), ada 3 jenis pemulangan pasien di antaranya :
1.         Conditional Discharge (pulang sementara atau cuti)
Bila keadaan klien cukup baik untuk di rawat dirumah maka cara pemulangan ini dapat dipakai.Klien untuk sementara dapat dirawat dirumah dengan harapan dapat membantu klien dan keluarga beradaptas dengan situasi dirumah maupun dimasyakarat .Selama klien pulang pengawasan dari rumah sakit atau puskesmas dapat diperlukan.
2.         Absolute Discharge(pulang mutlak selamanya)
Cara pulang ini merupakan terminasi akhir dari hubungan klien dengan rumah sakit tetapi bila klien perlu dirawat kembali maka prosedur perawatan dapat dilaksamakan kembali.Jenis pemulangan ini diberikan kepada klien yang mengalami perbaikan status kesehatan yang baik sehigga dapat berfungsi kembali secara optimal dimasyarakat.
3.         Judicial Discharge (pulang paksa)
Klien diperbolehkan pulang walaupun kondisi kesehatannya belum memungkinkan untu dipulangkan, misalnya karna klien adalah seorang narapidana atau karna keluarga tetap menginginkan klien pulang karena sesuatu alasan. Klien tersebut harus tetap diberikan arahan untuk perawatan dirumah dan fasilitas yangdapat digunakan dimasyarakat.

D.    Standar Keperawatan Perencanaan Pulang
Deskripsi
Standar perencanan pulang merupakan sistem keperawatan yang berkelanjutan yang diperlukan klien yang diperlukan klien setelah masuk ke rumah sakit dan membantu keluarga menemukan cara penyelesaian masalah yang baik pada saat yang tepat, sumber yang tepat serta biaya yang terjangkau. Standar perencanaan klien pulang dimulai sejak awal klien masuk rumah sakit sampai klien pulang dengan melibatkan klien dan keluarganya.
Standar Pengkajian
Data yang harus dikaji meliputi :
1.      Aktifitas sehari-hari :
a.       Makan dan Minum
·         Penggunaan alat makan dan minum
·         Cara makan dan minum
·         Kemauan untuk makan dan minum
·         Pola makan
b.      Eliminasi
·           Kebiasaan dan kemampuan eliminasi
·           Pola eliminasi
c.       Personal Hygine
·         Kemampuan
·         Kebiasaan
·         Frekuensi
·         Sarana yang digunakan
d.      Berpakaian dan Kerapihan diri
·           Frekuensi ganti pakaian
·           Kerapihan
·           Kemampuan Berpakaian
e.       Aktivitas
·         Ada - tidaknya aktivitas
·         Bertujuan - tidaknya
·         Intensitas/normal/hyperaktif/malas
·         Bertanggung jawab/tidak
·         Kemampuan
f.       Istirahat Tidur
·           Pola
·           Lamanya
·           Mimpi buruk
·           Kesulitan untuk memulai tidur
g.      Keagamaan
·         Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan ajaran agama atau tidak
·         Hubungan dengan pemuka agama

2.      Tingkat Kebutuhan Perawatan Klien
a.       Kondisi klien yang membutuhkan perawatan intensif :
·           Disorientasi berat
·           Agresif dan Amuk
·           Perilaku bizarre
·           Mengancam intregritas fisik dan psikologis klien
·           Mengancam intregritas fisik dan psikologis orang lain
·           Klien yang hari ke 1 dirawat
·           Derajat ketergantungan klien pada perawat.
b.      Kondisi Klien yang Memerlukan Modifikasi Perawatan Intensif :
·         Disorientasi sedang
·         Motifasi terbatas
·         Kegiatan harian perlu supervise dan bimbinga yang sering
·         Derajat ketergantungan klien pada perawat sedang
c.       Kondisi Klien yang Memerlukan Perawatan Transisi :
·         Penyimpangan perilaku sedang;perlu control sedang
·         Mampu berkomunikasi dengan bimbingan
·         Mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan bimbingan
·         Mampu melaksanakan kegiatan harian dengan bimbingan
·         Hanya memerlukan pengarahan terbatas,nseperti dorongan dan dukungan
·         Derajat ketergantungan sedang/perlu pengawasan sebagian.
d.      Kondisi klien yang memerlukan perawatan minimal :
·         Mampu berkomunikasi secara verbal dan non verbal
·         Mampu berinteraksi dengan oranglain atau lingkungan
·         Mampu melaksanakan kegiatan harian dengan control minimal
·         Mampu melaksanakan kegiatan yang terprogram
·         Derajat ketergantungan klien pada perawatan rendah
·         Kegiatan harian dan pengisan waktu luang baik

3.      Pengetahuan dan Kemampuan Klien dan Keluarga tentang :
a.       Penyakit Klien :
·      Tanda dan gejala
·      Stressor pencetus
·      Cara penanganan
b.      Pengobatan :
·      Manfaat
·      Efek samping
·      Waktu pemberian

4.      Hubungan interpersonal dalam keluarga :
·      Pola komunikasi terbuka /tertutup
·      Keakraban dan kerenggangan
·      Pola hubungan antar generasi
5.      Kemampuan dan kemauan klien dan keluarga dalam penerimaan tindakan keperawatan.
6.      Sumber dan sistem pendukung yang ada di masyakarat :
·      Puskesmas
·      Bengkel Kerja
·      Perawat komunitas
7.      Sumber finansial dan pekerjaan :
·      Pekerjaan; ada/tidak
·      Jenis pekerjaan
·      Hobi
·      Keterampilan yang dimiliki
·      Tanggungan hidup, ada / tidak
·      Penghasilan; mencukupi / tidak
Standar Masalah
Berdasarkan prioritas masalah yaitu :
·         Gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari
·         Cemas pada klien dan keluarga akan penyakit yang dideritanya yang berkaitan dengan rencana pulang
·         Ketidakmampuan keluarga merawat klien dirumah
·         Sistem pendukung yang tidak adekuat
Standar Tindakan
1.      Gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari :
·         Bina hubungan saling percaya antara klien,  perawat, keluarga.
·         Identifikasi kebiasaan dan kemampuan pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari klien selama di rumah.
·         Beri reiforcemment fositif atau pujian pada hal-hal positif yang dikemukakan klien
·         Diskusikan dengan klien tentang kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari selama dalam masa perawatan dirumah.
·         Motivasi klien untuk melakukan kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari selama dalam masa perawatan dirumah sakit.
·         Observasi dan bimbing klien dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari selama dalam masa perawatan dirumah sakit .
·         Beri reinfortcement positif atau pujian pada tindakan positif yang dilakukan klien, diskusikan dengan klien tentang manfaat yang dirasakan setelah melakukan aktivitas hidup sehari-hari setelah dirumah sakit.
·         Anjurkan klien untuk mengikuti terapi okupasi yang sesuai dengan minatnya.
·         Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang telah di identifikasi dan keterampilan yang didapat dari terapi okupasi.
·          Kerjasama dengan keluarga untuk memotivasi dan mendorong klien melakukan aktivitas hidup sehari-hari dirumah sakit dan dirumah.
2.      Cemas pada klien dan keluarga akan penyakit yang diderita yang berkaitan dengan rencana pulang :
·         Bina hubungan saling percaya antara perawat, klien, dan keluarga
·         Tanyakan pada klien dan keluarga tentang harapan yang ingin dicapai setelah pukang
·         Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan perasaan-perasaan mengenai meninggalkan rumah sakit, antisipasi masalah, ketakutan, dan cara menghadapi situasi diluar rumah sakit
·         Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang tujuan dan harapan setelah pulang
·         Anjurkan kepada klien dan keluarga untuk melihat kepulangan sebagai langkah positif.
·         Tekankan pada klien dan keluarga bahwa hubungan perawat, klien, dan keluarga dirumah sakit adalah hubungan terapeutik.
3.      Ketidakmampuan keluarga merawat  klien di rumah :
·         Bina hubungan saling percaya antar perawat dan keluarga
·         Diskusikan dengan keluarga tentang cara-cara konstruktif dalam mengatasi masalah klien termasuk tentang kebutuhan chek up (kontrol), kebutuhan untuk terapi medis serta tempat rujukan
·         Diskusikan dengan keluarga bahwa keluarga terikat secara kontinue mengenai perawatan klien sejak awal
·         Diskusikan dengan keluarga bahwa klien tidak mutlak menjadi tanggung jawab pihak rumah sakit tetapi merupakan bagia dari keluarga
·         Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang ada pada klien serta efeknya terhadap klien dan lingkungan .
·         Indentifikasi dengan keluarga tentang kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah .
·         Diskusikan tentang obat klien, kegunaan, waktu pemberian, instruksikan keluarga untuk melakukan cara-cara yang konstruktif dalam mengatasi masalah klien merawat klien di rumah.
4.      Sistem pendukung (dalam keluarga dan masyarakat tidak adekuat) :
·         Bina hubungan saling percaya antar perawat dengan keluarga.
·         Identifikasi hubungan interpersonal antar klien dan keluarga .
·         Identifikasi masalah-masalah yang ada dalam keluarga .
·         Identifikasi cara-cara keluarga dalam mengatasi masalah.
·         Diskusikan dengan keluarga tentang cara-cara mengatasi masalah yang konstruktif .
·         Jelaskan pada keluarga tentang peran penting keluarga sebagai pendukung dari klien.
·         Diskusikan dengan keluarga tentang cara-cara untuk menjadi sistem pendukung yang adikuat bagi klien yaitu dengan cara ikut terlibat dalam perawatan klien di rumah sakit .
·         Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan masalah .
·         Motivasi klien untuk menggunakan cara-cara konstruktif dalam mengatasi masalah dan aktifitas sehari-hari yang positif
·         Diskusikan dengan keluarga tentang sistem pendukung yang ada dalam masyarakat : Puskesmas, Karang Taruna, Balai Latihan Kerja .
·         Motivasi keluarga dan klien untuk memanfaatkan sistem pendukung yang ada dalam masyarakat .

Standar Evaluasi
Standar evaluasi klien dapat pindah dari ruangan intensif akut atau modifikasi intensif / intermediate / perawatan minimal .
1.        Kondisi klien dapat pindah dari ruang intensif akut ke ruang modifikasi intensif :
·           Disorientasi sedang
·           Motivasi terbatas
·           Kegiatan dan aktifitas perlu bimbingan dan supervisi yang ketat
·           Derajat ketergantungan pada perawat sedang
·           Perilaku tudak mengancam integritas fisik
·           Perilaku tidak mengancam integritas fisik dan keselamatan orang lain
2.        Kondisi klien yang dapat pindah dari ruang modifikasi intensif ruang intermediate;
·           Penyimpangan perilaku sedang; perlu kontrol sedang.
·           Mampu berkomunikasi dengan pembimbing.
·           Mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan bimbingan.
·           Mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari dengan bimbingan.
·           Perlu pengarahan terbatas untuk mendukung atau mendorong.
·           Derajat ketergantungan pada perawat sedang atau perlu perawat sebagian.
3.        Kondisi klien yang dapat pindah ruang dari intermediate ke ruang perawat minimal atau persiapan pulang;
·           Mampu berkomunikasi secara verbal dan non verbal, verbal  dan non verbal sesuai.
·           Mampu melaksanakan kegiatan yang terprogaram.
·           Mampu melaksanakan kegiatan harian dengan kontrol minimal.
·           Derajat ketergantungan perawat rendah atau minim.
·           Kegiatan harian dan pengisian waktu luang baik.
·           Mampu mengungkapkan perasaan dengan orang lain secara asertif.
4.        Kondisi klien yang dapat pulang;
·           Mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
·           Mempunyai jadwal kegiatan sehari-hari serta penggunaan waktu luang dengan kegiatan yang posisif.
·           Komunikasi verbal dan non verbal sesuai.
·           Klien sanggup mengatasi stressor pencetus dengan cara-cara penangan yang konstruktif.
·           Klien dan keluarga memahami tentang pengobatan yang harus dijalani; manfaat obat, efak samping, waktu pemberian obat.
·           Klien dan keluarga mengetahui sistem pendukung yang ada di masyarakat; puskesmas, balai latihan kerja, perawat komunitas.


















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Perencanaan pulang merupakan komponen yang terkait dengan rentang perawatan. Rentang perawatan sering pula disebut dengan perawatan yang berkelanjutan, yang artinya perawatan selalu dibutuhkan sepanjang rentang kesehatan klien dimana pun klien berada. Tujuan dan prinsip dalam perencanaan pulang merupakan dasar untuk menentukan tindakan selanjutnya.
Prinsip-prinsip dalam proses perencanaan pulang : Klien sebagai focus dalam perencanaan pulang, Kebutuhan klien diidentifikasi saat masuk, dirawat sampai sebelum pulang, Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif, Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang tersedia, Perencanaan pulang dilakukan pada setiap tatanan pelayanan.

B.     Saran
Dari pembuatan makalah diatas, penulis menyarankan kepada mahasiswa perawat untuk mengetahui dan memahami persiapan klien pulang (discharge planning) sehingga mahasiswa perawat dapat mengaplikasikannya sesuai dengan teori yang didapatkan.











DAFTAR PUSTAKA

·      Yosep iyus, 2008.keperawatan jiwa.bandung:PT Refika Aditama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar